Serigala Wall Street
Era baru gaya kerja ‘sembilan-ke-lima’ sedang terungkap. Para profesional keuangan masa kini menulis ulang aturan berbusana, menghidupkan kembali setelan retro yang lebih menonjolkan kepercayaan diri daripada kepatuhan.
Ini adalah pemberontakan dalam gaya berbusana, di mana garis-garis kaku mode korporat yang dulu memberi jalan bagi yang ekspresif, yang bernostalgia, dan yang berani tanpa ragu.
Setelan bergaya retro mendefinisikan ulang gaya Wall Street
Dulu terbatas pada monotonnya setelan biru dongker dan dasi bergaris yang sederhana, lemari pakaian korporat sedang mengalami transformasi. Para profesional keuangan masa kini menolak untuk menghilang dalam keseragaman abu-abu bilik kerja dan lantai perdagangan. Sebagai gantinya, muncul kebangkitan setelan retro yang mengutamakan kepercayaan diri daripada kepatuhan.
Perubahan ini membawa nuansa sinematik. Bayangkan setelan berwibawa Gordon Gekko dalam Wall Street atau gaya dobel-breasted yang gagah dari perbankan tahun 1980-an, ditata ulang untuk generasi yang dibentuk oleh papan suasana hati media sosial dan penemuan toko barang bekas. Blazer berukuran besar jatuh dengan kelonggaran yang disengaja, pola-pola berani memecah monotonnya lantai perdagangan, dan celana berpotongan lebar menyampaikan otoritas sekaligus ketidakpatuhan. Penampilan ini melampaui profesionalisme yang kaku, merebut kembali gaya sebagai alat ekspresi bahkan di salah satu arena paling tradisional.
Melampaui mode
Pergeseran dalam gaya berbusana ini melampaui sekadar penghormatan pada masa lalu. Ini mencerminkan momen budaya yang lebih luas yang mendorong pria untuk mengambil risiko, untuk melihat pakaian sebagai ekspresi identitas daripada aturan berbusana yang harus diikuti. Apa yang dulunya adalah setelan bergaris atau dasi sutra yang menandakan keanggotaan dalam suku korporat kini dialihfungsikan sebagai pernyataan individualitas. Di kantor-kantor masa kini, kepercayaan diri telah menjadi ukuran gaya yang sebenarnya, menggantikan kepatuhan sebagai standar kesuksesan.
Para serigala Wall Street tidak lagi puas untuk menyatu dengan kawanan. Mereka melangkah masuk dengan berbusana bukan untuk menghilang di ruang rapat, melainkan untuk menguasainya. Setelan mereka berbicara tentang keberanian dan ambisi, diasah oleh individualitas, sebuah pengingat bahwa baik dalam keuangan maupun mode, kekuatan sejati ada pada mereka yang bersedia tampil beda.
Lihat editorial mode lengkap di halaman VMAN SEA 04, tersedia dalam bentuk cetak dan melalui langganan elektronik.
Fotografi Aldrin del Carmen
Arahan kreatif Lorenz Namalata ( Fatbrain Collective )
Penata Busana Nico sese
Penata Rias Sara Jade
Penata Rambut jacksonlee Leo
Retouching Niko laraza
Model Christian salibo ( muse models ) dan Kenny Yu ( new York models )
Asisten Penata Busana Leo Kim
Asisten Pemotretan Raine Panes dan Adrian Ballesteros




