Rayakan Hari Raya Bersama 5 Desainer Indonesia yang Mendefinisikan Ulang Busana Muslim
Tandai akhir Ramadan dengan penuh gaya bersama para desainer Indonesia yang menambahkan sentuhan modern pada busana modest

Lebih dari sekadar tradisi
Sudah menjadi kebiasaan untuk membeli pakaian baru sebagai persiapan untuk Idul Fitri (akhir bulan Ramadan, juga dikenal sebagai Hari Raya), terutama bagi umat Muslim di Indonesia. Ini adalah cara untuk menandai awal yang baru dan merayakan momen kemenangan, pengampunan, dan kebersamaan.
Namun, pakaian pria sederhana untuk Raya 2025 terus berkembang. Ini bukan lagi hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang kehalusan, kemudahan, dan kepercayaan diri yang tenang. Gaya yang kaku dan satu ukuran untuk semua mulai memudar, digantikan oleh siluet yang disesuaikan, warna-warna yang bersahaja, kain premium, serta permainan pola dan tekstur yang menghadirkan kenyamanan dan karakter.
Memimpin transformasi ini adalah lima desainer terkemuka Indonesia, yang masing-masing mendorong batas-batas pakaian pria sederhana melalui keahlian, inovasi, dan perspektif baru tentang apa artinya berpakaian dengan niat.
Sapto Djojokartiko

Sapto Djojokartiko berkolaborasi dengan PILLAR, sebuah toko konsep fesyen yang digerakkan oleh kreativitas, mempersembahkan koleksi busana pria edisi terbatas yang memadukan keahlian warisan budaya dengan sentuhan kontemporer. Menampilkan 20 busana siap pakai, koleksi ini mengusung siluet boxy, tailoring yang santai, dan bordir yang rumit.
Palet warna berpusat pada warna-warna pastel yang dilengkapi dengan warna Oyster khas Sapto Djojokartiko, yang dijalin dengan bordir yang rumit dan pola-pola halus yang menciptakan kesinambungan visual di seluruh koleksi. Motif utama meliputi pola paisley yang direinterpretasi ulang dan desain Penara yang khas dari merek ini. Pakaian ini menampilkan bordir dan detail tiga dimensi yang halus, menggarisbawahi estetika yang menjadi ciri khas Sapto Djojokartiko dan PILLAR.
Didesain dengan mempertimbangkan keserbagunaan, koleksi PILLAR Raya 2025 menampilkan busana yang dirancang untuk bertransisi dari acara-acara meriah ke keanggunan sehari-hari. Koleksi ini mewujudkan visi baru pakaian pria yang sederhana, menyoroti keselarasan antara inovasi dan keunggulan artisanal.
Biyan
Untuk koleksi Ramadan 2025, Biyan mempersembahkan busana pria yang terstruktur dan santai, yang mewujudkan kehalusan modern melalui keahlian warisan. Sang desainer bermain dengan jahitan lembut, komposisi asimetris, dan pola rumit, menciptakan pakaian yang memancarkan keanggunan.
Karya-karyanya mengusung warna-warna yang bersahaja dan kalem, memadukan motif tradisional dengan siluet kontemporer. Motif floral dan geometris yang terinspirasi dari batik mengalir di atas kain yang ringan, menunjukkan pendekatan khas Biyan-yang mengangkat pakaian sederhana menjadi sebuah karya seni.
Koleksi ini menampilkan kemeja batik pria dengan variasi kerah, penempatan motif yang artistik, dan palet warna yang menenangkan. Biyan mengemas ulang elemen batik dan songket dengan sensibilitas modern, membuktikan bahwa kesederhanaan bukanlah tentang pembatasan, melainkan kepercayaan diri yang tenang.
Denny Wirawan
Denny Wirawan mempersembahkan Semusim, sebuah koleksi yang menangkap dinamika waktu melalui tekstur, motif, dan pengerjaan yang terus berkembang. Terinspirasi dari pergantian musim, Semusim memperkenalkan siluet yang santai, potongan berpotongan bias, dan layering yang halus, yang merefleksikan keseimbangan antara struktur dan gerakan khas Denny Wirawan.
Motif songket Palembang menjadi pusat perhatian, yang diimajinasikan ulang pada bahan sifon ringan, organdi, satin, dan poliester shantung. Sekuens pertama dan kedua dari koleksi ini menampilkan motif bunga dan tekstur tenun yang kaya, yang memperkuat perpaduan antara warisan budaya dan pendekatan modern.
Denny Wirawan mengangkat busana modest wear dengan pengerjaan yang rumit, memadukan bordir, manik-manik, dan bahan mewah seperti satin organza, sutra Thailand, dan sutra shantung. Tunik santai dan celana panjang yang menampilkan motif Songket Bali yang dicetak memperkenalkan pendekatan yang halus dan mudah untuk busana Lebaran.
Dipasangkan dengan TULOLA Jewelry, koleksi ini memancarkan kecanggihan yang halus, membuktikan bahwa fashion Raya bukan hanya tentang tradisi tetapi juga tentang penemuan kembali.
Iwan Tirta
Koleksi Taruntum dari Iwan Tirta Private Collection lebih dari sekedar ode untuk batik. Ini adalah sebuah filosofi pembaharuan, yang berakar kuat pada ide pertumbuhan dan kelahiran kembali. Terinspirasi dari kata taruntum dalam bahasa Jawa, yang berarti “tumbuh dan mekar kembali”, koleksi ini mencerminkan perjalanan penemuan jati diri dan pemenuhan spiritual yang terus berkembang.
Didesain untuk pria yang menghargai tradisi dengan sensibilitas modern, koleksi Taruntum menghadirkan kembali estetika batik yang anggun ke dalam siluet yang memancarkan kecanggihan yang tenang. Koleksi ini menampilkan tunik yang dapat dipesan lebih dahulu, pakaian luar yang terstruktur, dan ansambel yang mengalir, dihiasi dengan motif yang digambar dengan tangan yang melambangkan keharmonisan dan perhatian.
Warna-warna lembut dan bersahaja melengkapi detail yang rumit, membuat setiap karya terasa membumi dan halus. Dalam masa refleksi dan perayaan, Iwan Tirta menyampaikan undangan untuk merangkul transformasi, berkembang dengan tujuan, dan mengenakan warisan budaya dengan penuh kebanggaan.
Ria Miranda

Ria Miranda mempersembahkan Seruna Raya, sebuah koleksi yang mendefinisikan kembali busana pria sederhana dengan penekanan pada kenyamanan, keanggunan, dan kehalusan. Koleksi busana pria musim ini memperkenalkan baju koko klasik, yang dirancang untuk menciptakan tampilan yang kohesif dan halus bagi pria modern.
Dibuat dari bahan sateen doff yang menyerap keringat, setiap potongannya dirancang untuk memastikan kemudahan bergerak dan fleksibilitas, membuatnya ideal untuk pertemuan keluarga yang intim dan perayaan Idul Fitri yang megah. Potongan drop-shoulder, kerah yang terstruktur, dan hiasan yang minim menambah kesan halus, membuat busana-busana ini terlihat menonjol melalui desain yang tak lekang oleh waktu dan detail yang cermat.

Lini Sarimbit Burgundy dari Ria Miranda menawarkan pendekatan yang lebih menonjol pada busana pria, dengan memadukan pola-pola berdetail emas dan motif bunga yang rumit ke dalam siluet yang mengalir. Koleksi yang dibuat dengan jahitan lembut dan bahan yang lapang ini memberikan alternatif baru dari pakaian tradisional yang sederhana, memastikan gaya tanpa mengorbankan kenyamanan.
Baik dikenakan dengan ansambel yang serasi atau sebagai busana yang berdiri sendiri, busana ini merangkul esensi dari busana modern yang sederhana, di mana warisan dan inovasi berpadu dalam keselarasan yang sempurna.
Kesederhanaan tanpa kompromi
Seiring dengan terus berkembangnya busana pria, koleksi Raya tahun ini membuktikan bahwa tradisi dan modernitas dapat hidup berdampingan.
Mulai dari keahlian Denny Wirawan yang rumit, kemewahan Biyan yang bersahaja, hingga batik Iwan Tirta yang kental dengan warisan budaya, penjahitan Sapto Djojokartiko yang halus, dan keanggunan Ria Miranda yang tanpa usaha, setiap desainer menawarkan perspektif yang berbeda tentang bagaimana pria dapat merangkul modest fashion dengan penuh percaya diri dan kepribadian.
Pergeseran ke arah siluet yang mengalir, tekstur yang kaya, dan detail yang cermat mencerminkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana gaya, budaya, dan ekspresi pribadi bersinggungan dengan niat.
Hak atas foto Biyan, Sapto Djojokartiko, Denny Wirawan, Iwan Tirta, Ria Miranda