5 Merek streetwear Asia Tenggara yang perlu Anda ketahui
Muda, keren, dan secara tegas Asia Tenggara, merek-merek ini menampilkan budaya jalanan yang dinamis dan kontemporer di kawasan ini

Merek streetwear Asia Tenggara apa yang harus saya coba?
Meskipun streetwear berakar pada budaya Barat, gerakan ini telah dengan cepat menyerap pengaruh dari seluruh dunia—dan sebaliknya, banyak komunitas di luar basis asalnya kini mengembangkan gaya khas mereka sendiri.
Kancah streetwear Asia Tenggara, meskipun masih memiliki elemen yang mengingatkan pada Barat, telah berkembang untuk menggabungkan tradisi kaya di kawasan ini, mulai dari tekstil, cerita rakyat, hingga slang lokal dan kode yang sangat spesifik.
Sebagian besar didorong oleh budaya anak muda, streetwear di Asia Tenggara semakin tidak lagi tentang peniruan atau pembajakan tren, melainkan sebuah gerakan yang kuat dengan sendirinya.
Berikut adalah beberapa merek yang patut Anda perhatikan:
Swedia
SWE—singkatan dari Street Wear Eazy—didirikan pada tahun 2016, saat streetwear mulai mendapatkan daya tarik di pasar Vietnam, terutama di kalangan anak muda.
Koleksi terbaru mereka, Brown Noise, merangkum pandangan merek ini tentang streetwear: seperti nuansa cokelat yang pekat dan lembut, ia tidak perlu berteriak untuk menarik perhatian; ia hanya membutuhkan kedalaman yang cukup untuk menciptakan ritmenya sendiri.
Koleksi ini membawa semangat tersebut dengan menggabungkan gaya retro vintage dengan streetwear, bermain dengan warna khaki, kulit, bulu domba, dan denim.
Kunjungi situs web resmi SWE melalui tautan ini.
Pestle & mortar clothing (PMC)
Merek streetwear pencerita asal Malaysia ini sebenarnya telah ada selama lebih dari satu dekade, tetapi jika Anda melihat akun Instagram mereka, PMC sedang mengalami semacam penemuan kembali dan penyempurnaan.
Mereka telah menjadikan misi mereka untuk ‘memberi penghormatan kepada hal-hal yang kita anggap akrab saat tumbuh besar di Asia Tenggara,’ dan mereka telah melakukannya melalui kaus-kaus berbasis narasi mereka, yang masih dapat ditemukan di situs web mereka.
Public culture
Didirikan pada tahun 2015, Public Culture tidak segan-segan menampilkan visual yang berani: cetakan, warna cerah/neon, ilustrasi, tema yang terkadang nakal atau terinspirasi pop. Banyak penggemar di Indonesia percaya bahwa ini adalah merek streetwear lokal pertama di negara mereka yang menggunakan warna-warna cerah dan desain yang mencolok.
Desain-desain berani tersebut membuahkan hasil—hanya setahun setelah diluncurkan, merek ini sudah ditampilkan di Hypebeast.
Kaobeiking
Merek yang jenaka ini akan membuat Anda melihat dua kali pada kaus parodi mereka yang merangkum humor khas Singapura, keunikan bahasa, dan ekspresi. Tas jinjing dengan lelucon nakal merek ini juga tersedia.
Kunjungi situs web resmi mereka melalui tautan ini.
Matter makers
Matter Makers adalah merek streetwear berbasis di Bangkok yang tidak mengenal usia atau gender, menangkap esensi budaya urban: dinamis, kacau, namun tetap menarik.
Koleksi terbaru mereka, ‘Mission Failed’ mengubah semangat tantangan dan pemberontakan menjadi streetwear. Menurut merek tersebut, koleksi ini ‘memadukan keberanian gaya Chicano, sikap hip-hop, dan gaya jalanan yang ceria melalui pola tartan, kamuflase militer, dan grafis yang terinspirasi tato.’
Foto spanduk milik SWE