Momen-momen Penting dari Milan Fashion Week yang Mungkin Anda Lewatkan
Pertunjukan busana pria menampilkan rumah-rumah warisan, pendatang baru yang minimalis, dan tren tak terduga yang masing-masing mendefinisikan ulang kontur gaya modern
 Milan Fashion Week membungkus peragaan busana pria Musim Semi/Musim Panas 2026 dengan pesan yang jelas: merek-merek lawas masih terus berevolusi, kenyamanan tidak lagi menjadi kompromi, dan pernyataan yang halus adalah tontonan baru.
BACA JUGA: Sandal Bergaya Mengejutkan yang Memenangkan Musim Panas
Vivienne Westwood kembali ke busana pria setelah satu dekade
Salah satu momen paling penting minggu ini adalah kembalinya Vivienne Westwoodke dunia busana pria, yang menandai koleksi pertamanya dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Rumah mode ini tetap mempertahankan ciri khasnya yang anarkis, dengan menawarkan penjahitan yang pahatan, motif yang berani, dan siluet yang menantang kecenderungan yang lebih terkendali pada musim ini.
Meskipun lanskap mode telah berubah secara dramatis sejak peragaan busana pria terakhir Vivienne, suara merek ini tetap berbeda dan tetap relevan seperti sebelumnya.
Giorgio Armani menghadirkan 116 penampilan dalam sebuah pertunjukan monumental
Giorgio Armani terus menegaskan dominasinya dengan koleksi 116 tampilan yang luas. Meskipun beberapa orang mempertanyakan panjangnya, presentasi ini menunjukkan visi abadi sang desainer tentang penjahitan yang berangin, tekstur berlapis, dan palet yang terinspirasi dari maritim. Ini merupakan kelas master dalam hal penyempurnaan dan konsistensi, yang menegaskan kembali posisi Giorgio sebagai pilar mode Milan.
Paul Smith membuat debut tajam di Milan
Paul Smith menggelar pertunjukan pertamanya di Milan Fashion Week, menandai langkah penting bagi perancang asal Inggris ini. Koleksinya menyeimbangkan antara tradisi dan modernitas, dengan menampilkan blazer berstruktur, tabrak warna yang kaya, dan tekstur yang tak terduga. Meskipun tidak terlalu eksperimental dibandingkan dengan beberapa koleganya, debut merek ini cukup percaya diri dan penuh pertimbangan, membawa perspektif Inggris ke ibu kota gaya Italia.
Setchu memperkenalkan presisi Jepang ke landasan pacu Milan
Debut lain yang patut dicatat adalah dari merek Jepang Setchu, yang membawa filosofi minimalis dan desain yang terinspirasi dari teknik ke Milan untuk pertama kalinya. Garis-garis yang bersih, penyesuaian arsitektural, dan penekanan pada pengekangan mendefinisikan koleksinya, menawarkan kontras terhadap momen-momen yang lebih keras pada musim ini.
Munculnya garis-garis piyama dan sandal jepit
Pakaian pria lebih condong ke arah kelembutan pada musim ini, dengan garis-garis yang terinspirasi dari piyama yang muncul di beberapa koleksi. Tren ini menunjukkan semakin kaburnya batasan antara pakaian pribadi dan publik, di mana siluet kamar tidur kini menjadi bagian dari panggung peragaan busana. Alas kaki pun mengikuti tren ini: sandal jepit di desain ulang dengan bahan yang lebih mewah dan bentuk yang lebih tinggi. Tidak lagi terbatas pada pantai, sandal jepit ini berjalan di garis baru antara santai dan mewah.
 Bahkan aksesori pun memiliki relevansi baru. Tas jinjing pantai berukuran besar diberi sentuhan yang terstruktur, tampil dalam bahan kulit, kain teknis, dan bentuk yang disesuaikan. Tas-tas ini, jauh dari tas jinjing kasual, menandakan pendekatan yang lebih halus untuk berpakaian di luar tugas.
Foto-foto milik Dolce & Gabbana, Vivienne Westwood, Giorgio Armani, Paul Smith, Setchu, Prada, Tod’s










